1. Mafhum mukholafah ( Faham kebalikan )
2. Mafhum muwaffaqoh ( Faham tegak lurus )
Mafhum mukholafah / faham kebalikan adalah Cara berfikir tentang sesuatu dengan cara mengikuti alur sebab dan akibat secara horizontal ( Mendatar = Antara Manusia dengan manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya ). cara berfikir horizontal seperti ini membawa kreativitas manusia hingga menemukan hal hal yg baru dan berkembang menjadi manusia yg beradab dan bertekhnologi tinggi khususnya dalam duania materi ( barang yg kelihatan )
Gambar 1
Mafhum muwafaqoh adalah Cara berfikir dengan mengurai sisi keajaiban atas sebuah keberadaan sesuatu dengan membenturkan keterbatasan manusia yg pada dasarnya terpusat pada satu keteraturan yg konstan hingga adanya pengakuan secara sadar terhadap eksistensi pencipta ( Cara berfikir Vertikal ).
cara berfikir seperti ini membawa manusia pada ketertegunan yg mendalam tentang hakikat kehidupan ini dan mengantarkanya pada kekuatan ilahiyah
Gambar 2
Logika horisontal tanpa Logika vertikal akan menyeret manusia pada dunia idiologisasi yg materialistik,
Cara berfikir manusia dalam berjalan dimuka bumi ini akan lebih sempurna ketika dua jenis cara berfikir seperti ini selalu bersamaan dalam banyak momentum, dan sang pencipta sudah menentukan manusia Ciptaannya yg disebut para nabi atau rosul yg telah mendapatkan SK ( Surat keputusan 2:30 ) dari sang pencipta yg disebut KHOLIFAH ( Penngganti Allah Di Muka Bumi ) dengan buku katalog kehidupan nya yg disebut : Taurot, Zabur, Injil dan Al Qur'an )
berfikir tegak lurus 90 derajat disebut ISTIAOMAH ...
Tafakut dan tadabur merupakan methode berfikir yg diajarkan oleh ALLAH
Filosofi ala IHA ...
Sebuah Potret cara berfikir manusia :
Al Imron 154
tsumma anzala 'alaykum min ba'di alghammi amanatan nu'aasan yaghsyaa thaa-ifatan minkum wathaa-ifatun qad ahammat-hum anfusuhum yazhunnuuna biallaahi ghayra alhaqqi zhanna aljaahiliyyati yaquuluuna hal lanaa mina al-amri min syay-in qul inna al-amra kullahu lillaahi yukhfuuna fii anfusihim maa laa yubduuna laka yaquuluuna law kaana lanaa mina al-amri syay-un maa qutilnaa haahunaa qul law kuntum fii buyuutikum labaraza alladziina kutiba 'alayhimu alqatlu ilaa madaaji'ihim waliyabtaliya allaahu maa fii shuduurikum waliyumahhisha maa fii quluubikum waallaahu 'aliimun bidzaati alshshuduuri
|
[3:154]
Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu
keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu241, sedang segolongan lagi242 telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah243.
Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur
tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu
seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa
yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada
bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya
kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya
kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan
mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah
(berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk
membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
|
Annajm 23
in hiya illaa asmaaun sammaytumuuhaa antum waaabaaukum maa anzala allaahu bihaa min sulthaanin in yattabi'uuna illaa alzhzhanna wamaa tahwaa al-anfusu walaqad jaa-ahum min rabbihimu alhudaa
|
|||
[53:23]
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk
(menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan,
dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah
datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.
Al Fath 12
|
yaah
ReplyDeletecatatan yg lumayan